
Suasana Demo di DPR Tiba-Tiba Mencekam, Massa Masuk Tol Dalam Kota Jakarta
jakartaamanah.org – Demo buruh yang berlangsung di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta pada Kamis, 28 Agustus 2025, awalnya berjalan lancar dan damai. Namun memasuki sore hari, suasana berubah menjadi mencekam setelah sebagian massa bergerak memasuki tol dalam kota Jakarta, menyebabkan kemacetan parah dan kekhawatiran keamanan meningkat.
Ribuan peserta aksi menyuarakan tuntutan penolakan sistem outsourcing, kenaikan upah minimum sebesar 8,5-10,5 persen, serta reformasi pajak yang lebih adil. Meski orasi berlangsung kondusif, sebagian peserta yang tidak puas dengan respons pemerintah memilih mengekspresikan ketegangan dengan aksi spontan yang berujung masuk area tol.
Kepolisian Metro Jaya langsung melakukan tindakan pengamanan intensif untuk mengendalikan situasi, termasuk menutup akses jalan tol dan mengalihkan arus lalu lintas. Artikel ini menguraikan kronologi kejadian, penyebab ketegangan, serta upaya aparat menjaga keamanan.
Kronologi dan Awal Demo di Depan Gedung DPR
Demo dimulai sejak pukul 10.00 WIB di depan Gedung DPR dengan kehadiran sekitar 3.000 massa buruh dari berbagai serikat pekerja nasional. Aksi ini merupakan lanjutan protes atas kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak pada buruh, termasuk upah murah, outsourcing, serta gelombang PHK yang terjadi.
Para pemimpin buruh menyampaikan tuntutan secara bergantian dengan suasana tertib dan penuh semangat perjuangan. Peserta aksi membawa spanduk besar dan melakukan long march hati-hati agar tidak mengganggu aktivitas warga lain.
Selama siang, situasi tetap kondusif dengan pengamanan aparat ketat namun tidak represif. Akses lalu lintas di Jalan Gatot Subroto dijaga ketat untuk menghindari penumpukan massa berlebihan.
Memanasnya Suasana dan Massa Masuk Tol Dalam Kota
Memasuki sore hari, ketegangan mulai meningkat saat massa yang tidak puas dengan sikap pemerintah mulai bergerak menuju beberapa titik strategis. Secara tiba-tiba, warga aksi masuk ke tol dalam kota Jakarta, merintangi lalu lintas kendaraan dan memicu kemacetan.
Aksi ini menjadi momen menegangkan karena polisi harus sigap mengamankan jalur tol yang merupakan akses vital transportasi ibu kota. Beberapa kendaraan patroli dikerahkan untuk mengevakuasi massa dan mengalihkan kendaraan agar kemacetan tidak meluas.
Kondisi di ruas tol sempat ricuh dengan beberapa botol dan bambu dilempar oleh massa ke arah petugas, memaksa aparat menggunakan alat pengendali massa dengan taktik terukur agar situasi tidak meluas.
Langkah Pengamanan Polisi dan Penanganan Kericuhan
Polda Metro Jaya mengerahkan ribuan personel gabungan dari Polri, Brimob, dan TNI untuk mengendalikan situasi. Satuan Pengendalian Massa (Dalmas) dioperasikan dengan persenjataan lengkap namun tetap mengedepankan metode preventif.
Akses tol ditutup sementara dan beberapa titik jalan utama dialihkan untuk mengurangi tekanan arus lalu lintas. Petugas juga membuka ruang dialog dengan koordinator massa untuk meredam emosi dan mengupayakan pembubaran yang tertib.
Rapat koordinasi cepat antar aparat dan pelaksana keamanan digelar untuk menyusun strategi penanganan kejadian serta antisipasi aksi susulan.
Dampak Demo dan Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Gedung DPR dan Tol
Demo buruh yang berujung masuk tol menimbulkan kemacetan parah di sepanjang ruas tol dalam kota, khususnya di wilayah Slipi, Semanggi, dan Palmerah. Arus kendaraan mengalami perlambatan luar biasa dan banyak pengendara dialihkan ke jalan alternatif.
Sementara itu, sejumlah fasilitas umum dan perkantoran di sekitar Senayan tetap menjalankan aktivitas namun dengan pengamanan ekstra. Beberapa pegawai DPR menjalankan work from home untuk menghindari gangguan saat demo.
Kondisi kerusuhan juga membawa kekhawatiran bagi warga sekitar dan pengguna jalan tol lainnya sehingga Polda Metro Jaya mengimbau masyarakat untuk menyesuaikan rute perjalanan.
Penutup: Harapan Demo Buruh Berjalan Damai dan Penegakan Keamanan Optimal
Kejadian massa memasuki tol dalam kota merupakan catatan penting bagi sistem pengamanan demo buruh di Jakarta. Pihak kepolisian tetap berkomitmen menjaga keamanan publik sekaligus menghormati hak berunjuk rasa secara damai.
Semoga ke depan semua pihak dapat bekerja sama untuk menyalurkan aspirasi secara tertib dan menghasilkan dialog yang membangun guna penyelesaian tuntutan buruh dengan langkah konkret.
Stabilitas keamanan dan kelancaran aktivitas warga menjadi prioritas utama dalam mendukung demokrasi yang sehat dan kondusif.