
Intermediasi Bank BUMN Makin Kuat Meski Tertinggal dari Swasta
jakartaamanah.org – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa kinerja intermediasi perbankan, khususnya Bank BUMN, tetap menunjukkan tren pertumbuhan positif hingga semester I 2025—ditengah tekanan ekonomi global dan laju akuisisi nasabah swasta yang lebih cepat.
Kepala Pengawas Perbankan, Dian Ediana Rae, menyampaikan data solid: kredit tumbuh 7,35% YoY hingga Rp3.714,35 triliun, disusul Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 10,56% YoY menjadi Rp4.228,32 triliun.
Profitabilitas Bank BUMN juga tetap prima—laba bersih semester I-2025 mencapai Rp60,42 triliun, dengan Return on Asset (ROA) yang sejalan target RBB (Rencana Bisnis Bank).
Data Teknis OJK: Stabil dan Sehat dari Segala Aspek
Rasio Likuiditas & Permodalan Masih Kuat
Likuiditas Bank BUMN tercatat memadai: Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) berada di atas level 100% (LCR: 129,8–187%, NSFR: 110–143%), jauh di atas ambang batas OJK. Capital Adequacy Ratio (CAR) juga solid untuk menjadi bantalan modal jika terjadi tekanan ekonomi mendadak.
Intermediasi dari Segi Kredit dan DPK
Pertumbuhan kredit diarahkan ke korporasi dan UMKM. Kredit korporasi tumbuh 15,67%, sementara UMKM meningkat 3,37%. Di sisi lain, DPK tumbuh 4,48%, terdiri dari giro (3,34%), tabungan (6,78%), dan deposito (3,50%).
Kualitas Kredit Terjaga
NPL gross perbankan konsisten rendah di level 2,08%, NPL net hanya 0,74%, dan Loan at Risk (LaR) terjaga di 9,28%. ROA industri mencapai 2,69%, menunjukkan ketahanan fundamental sektor perbankan nasional.
Bank BUMN Sebagai Pilar Stabilnya Perbankan Nasional
Penggerak Utama Pertumbuhan Kredit
Data OJK Januari dan April 2024 memperkuat fakta bahwa Bank BUMN terus menjadi kontributor utama terhadap pertumbuhan kredit nasional. Pada November 2023, kredit dari BUMN tumbuh 12,13% YoY dengan porsi 45,8% dari total kredit. Kredit investasi dan modal kerja juga tumbuh kuat masing-masing di atas 10%.
Dukungan terhadap Program Nasional
Bank BUMN bukan hanya tumbuh secara angka, tapi juga punya peran strategis dalam mendukung kebijakan pemerintah: penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), bantuan perumahan 3 juta unit, hingga skema Koperasi Merah Putih. Ini jadi katalis pertumbuhan intermediasi finansial.
Ketahanan Makro & Standar Internasional
Secara makro, sektor perbankan nasional tetap resilient: ROA 2,74%, NIM 4,81%, dan CAR di atas 27%. Kredit tumbuh double-digit dan utamanya disokong oleh Bank BUMN. Ini jadi fondasi perbankan kuat di tengah ketidakpastian global.
Penutup
Ringkasan Kinerja Bank BUMN Berdasarkan OJK
OJK memberi gambaran positif: meskipun bank swasta berkembang lebih cepat di beberapa sektor, Bank BUMN tetap tumbuh secara solid. Pertumbuhan kredit, DPK, dan laba konsisten. Likuiditas dan modal kuat menjadikannya stabil di tengah kondisi global yang fluktuatif.
Harapan untuk Masa Depan Perbankan Nasional
Semoga Bank BUMN terus berperan strategis dalam stabilisasi ekonomi nasional, tanpa mengorbankan tata kelola dan manajemen risiko. Transparansi dan inovasi tetap menjadi kunci membangun sistem perbankan yang inklusif dan berkelanjutan.