
Demo Rusuh di DPR, KRL Rangkasbitung ke Tanah Abang Cuma Sampai Kebayoran
Kronologi Gangguan Operasional KRL Imbas Demo
jakartaamanah.org – Pada Senin, 25 Agustus 2025, aksi demo di kawasan Gedung DPR/MPR menjadi sorotan karena memicu gangguan lalu lintas perkeretaapian. Sejak pukul 16.30 WIB, KAI Commuter memberlakukan rekayasa rute di jalur Rangkasbitung–Tanah Abang. Perjalanan hanya sampai Stasiun Kebayoran untuk kembali ke arah Serpong/Parung Panjang/Rangkasbitung.
VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus, menyebut keputusan itu dilakukan demi keamanan karena massa berkumpul di perlintasan rel kereta api—lokasi yang rawan terjadi kecelakaan.
Sebelum rekayasa operasional, KAI Commuter telah mengimbau penumpang untuk menghindari akses Stasiun Palmerah akibat kepadatan akses jalan menuju stasiun.
Reaksi KAI Commuter & Upaya Mitigasi Krisis
Sebagai solusi alternatif, pengguna KRL diarahkan menggunakan Stasiun Kebayoran atau Stasiun Tanah Abang. Pesan maaf juga disampaikan atas ketidaknyamanan operasional yang tidak terduga.
KAI Commuter memperkuat keamanan di sejumlah stasiun strategis seperti Palmerah, Sudirman, dan Tanah Abang. Total 82 personel dari internal dan TNI/Polri disiagakan. Langkah tambahan seperti mobil ambulans dan rescue juga disiapkan.
Dampaknya pada Penumpang & Respons Publik
Banyak penumpang yang hendak ke Serpong, Parung Panjang, atau Rangkasbitung mengalami keterlambatan atau terpaksa beralih moda transportasi. Kondisi peron di beberapa stasiun dilaporkan penuh dan membingungkan karena informasi berubah tiba-tiba.
Demo yang awalnya berlangsung di depan DPR lama berubah ricuh: massa bahkan sempat memasuki area rel dan membakar ban, sehingga memperburuk situasi keamanan publik.
Situasi di Lokasi Demo & Imbas Lebih Luas
Demo bukan hanya mengganggu KRL, tetapi juga lalu lintas sekitar Tanah Abang—macet parah di jalan-jalan utama seputar kawasan DPR dan Senayan.
Beberapa massa terlihat beralih ke area flyover dan rel di sekitar Slipi dan Palmerah. Ketegangan memuncak ketika batu dilemparkan ke petugas, yang lalu menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan.
Penutup – Evaluasi Layanan Publik Saat Kerusuhan
Aksi demonstrasi berujung kekacauan yang memaksa perubahan operasional di sektor transportasi publik. Meski KAI Commuter sigap melakukan rekayasa rute dan tindakan mitigasi, kejadian ini menggambarkan betapa krusialnya manajemen krisis terpadu antara aparat keamanan, operator transportasi, dan pemerintah kota.
Public transport seperti KRL tak semata sarana mobilitas—mereka juga mencerminkan kesiapan sistem menghadapi gangguan publik. Harapannya, ke depan bisa ada SOP khusus dan mekanisme cepat tanggap untuk memastikan aspirasi rakyat tersalurkan tanpa mengganggu keamanan dan layanan publik.